Rafting

by - March 07, 2016



Sepulang dari Prau beberapa waktu yang lalu, beberapa dari kami berharap agar acara refreshing ini bisa dijadikan agenda rutin. Jadilah ketika suatu hari saya update di Path, Pak Gandhi komen dan nanyain agenda selanjutnya mau kemana, entah saya sedang kesambet apa tiba tiba bilang kalo mau rafting. Awalnya saya bilang begitu Cuma iseng, eh ternyata rekan yang lain juga tertarik pengen rafting. Jujur sebenarnya ketika saya browsing sempet ngeri juga lihat foto foto track nya, ditambah lagi ketika Mbak Emma bilang kalo di Magelang pernah ada yang kebawa arus pas rafting seketika udah mikir yang enggak enggak dan mulai deh galau mau lanjut apa enggak, lanjut tapi takut ngeri nggak lanjut tapi pengen banget.

Akhirnya setelah kami sharing ini itu, saya sedikit mantep buat lanjut. Pak Fahri bilang kalau kita rafting di Sungai Elo aja yang arusnya ga begitu deres buat pemula. Oke fix mendengar kata tak begitu deras akhirnya kemantapan saya bertambah. Kali ini Tim kami bertambah menjadi 11 orang yay rame rame!
Hari H, saya langsung membawa perkap buat dititipin ke kosan Mbak Emma dan Mbak Anisa karena takut kalo pulang dulu nanti nggak keburu dan malah buru-buru. Semula kami merencanakan untuk berangkat Sabtu sore sekitar jam 4an dengan pertimbangan agar kita selow jalannya dan menghindari hujan serta macet, tau sendiri kan gimana ramenya jalanan kalo weekend. Namun, kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan, rencana berangkat pukul 4 menjadi mundur jadi jam setengah 6, dalam hati untung udah sempet tidur tiduran tadi di kosan haha.

Sabtu sore kami berangkat bersepuluh dengan 5 motor, Pak Ardi akan menyusul keesokan harinya karena harus pulang ke Jepara dulu. Syukur perjalanan berangkat lancar dan tidak hujan, walaupun sempet beberapa kali spot jantung karena bapak bapak mengendarai motor ala ala pembalap, tapi seruuu.

Sekitar pukul delapan malam, kami akhirnya sampai di Magelang setelah sempat hampir satu jam tunggu tungguan di Pom Bensin karena Pak Imam dan Mbak Anisa berpisah dengan kami pas sholat maghrib. Karena sudah lewat jam makan malam, tujuan awal kami adalah tempat makan nasi goreng Pak Naryo yang katanya kondang di Magelang dengan Nasi Goreng Magelangnya. Saya memesan yang pedes, eh suapan pertama pedes nya udah kerasa banget tapi pas udah suapan berikutnya mulai terasa manis asin, enaaak. Rekomended banget apalagi yang lagi lapar akut, disini porsinya bisa dibilang jumbo, makanya saya agak menyesal pas udah kenyang banget tapi masih banyak, pengen bungkus rasanya haha.

pose dulu sembari menunggu pesanan datang

Setelah makan, kami menuju ke rumah Pak Fahri yang memang asli Magelang. Disana kami membahas bagaimana besok, berangkat jam berapa, bawa apa aja sampe bahas mau sarapan dimana segala. Setelah fix, saya, Mbak Emma dan Mbak Anisa menuju ke rumah Mbak Anisa untuk nginep disana. Beruntungnya karena ada yang rumahnya Magelang jadi nggak perlu nginep di penginapan. Sedagkan Mbak Ana dan Mbak Niar diinapkan di rumah Budhenya Pak Fahri yang tak jauh dari rumah Pak Fahri.
Pagi harinya, setelah di jemput Pak Gandhi dan Pak Fahri di Rumah mbak Anisa, kami menuju ke Pom bensin untuk menghampiri Pak Ardi yang udah stay disana kemudian ke Rumah Pak Fahri untuk selanjutnya bareng bareng ke Rumah Budhe Pak Fahri buat jemput Mbak Ana dan Mbak Niar serta Adeknya Pak Fahri. Sesuai rencana kami sarapan di Soto Ayam Pak Trimo yang enak banget karena di dalam sotonya ada perkedel sama tahu, yang lebih asiknya lagi harganya terjangkau banget nagih pokonya.

soto ayam magelangan komplit Pak Trimo

Sehabis menyantap sarapan, kami langsung menuju ke start point rafting di Kampoeng Ulu Resort. Dan disinilah rencana awal yang semula kami akan menyusuri Sungai Elo beralih ke Sungai Progo yang lebih deras arusnya, waaa mana kemarin pas lihat di website foto foto di Sungai Progo agak ngeri, aih tapi karena sudah sampai sini saya Cuma bisa Bismillah dan sok sok an tetep cool walaupun tetep deg deg an, nanti gimana kalo gini jangan jangan nanti gitu dan begitu banyak pikiran pikiran jelek lainya udah nguing nguing di kepala saya.

Ketika mobil angkutan yang akan mengantarkan kami menuju Sungai, dengan berbekal doa akhinya kami sampai dan mulai bersiap mengenakan perlangkapan rafting. Setelah menggunakan pelampung dan helm serta membawa dayung, kami semacam siap dan lebih Pede menyusuri Sungai Progo malah udah nggak sabar lagi pengen segera dayung mendayung. Setelah kami mendapatkan pembekalan singkat dan jelas dari bapak guide, akhirnya kami menuju perahu masing masing. Karena tim kami ada 12 orang jadi kami dipecah menjadi 2 perahu, di perahu saya ada Pak Abdul, Pak Lutvi, Pak Ardi, Mbak Emma, Mbak Anisa dan saya, sedangkan di perahu yang lain ada Pak Fahri, Pak Gandhi, Pak Imam, Mbak Ana, Mb Niar dan Adeknya Pak Fahri.
 persiapan sebelum tempur

full team sebelum tempur

 
Beruntung kami mendapat guide yang asik, bapaknya rame apalagi tim kami juga rame dan ekspresif banget jadinya sepanjang track rame banget, dan itulah yang perlahan memudarkan rasa was was saya yang berubah menjadi rasa penasaran dengan jeram berikutnya. Perjalanan awal masih aman dan hanya ada satu jeram yang beneran harus maksa kita buat konsentrasi sama arahan guide dan berhasil buat kita teriak teriak tapi seneng, seruu. Perjalanan berikutnya kami mulai rusuh dengan saling perang air antar perahu sampai ada yang berhasil jatuh dari perahu. Awalnya saya udah bertekad agar jangan sampai kecebur, karena skill berenang saya masih abal abal. Namun ketika sampai di daerah yang arusnya tenang dan melihat tim lain bermain dengan berdiri di atas perahu dengan saling berpegangan membentuk lingkaran kemudian perahu akan diputar putar oleh bapak guide, tim perahu saya pun ingin mencobanya. Percobaan pertama kami agak ragu ragu, bahkan ketika perahu baru saja diputar kami semua sudah tumbang dan Pak Abdul jadi korban yang jatuh ke sungai, dan lainya jatuh ke dalam perahu. Lucunya, ketika Pak Abdul jatuh ke Sungai, dia kecancol kail pancing bapak bapak di pinggir sungai, sontak kami seperahu tertawa semua, dan dengan susah payah membantunya untuk naik kembali ke perahu. Tak kapok, kamipun mencoba lagi dan kali ini kami bisa loh bertahan walaupun perahunya diputar putar lama dan kencang yay! Karena bau baunya bakal ada penyerangan dalam selimut, sebelum saya diceburkan ke sungai, saya berinisiatif untuk menyeburkan diri sendiri haha, paling tidak kalau nyebur seniri kan ada persiapan haha, setelah kami semua basah akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

Tim saya, Pak Abdul-Mbak Emma-Pak Ardi-Mbak Anisa-Pak Lutvi-Saya

foto bersama bapak guide sebelum menyisir sungai

 kiri atas Pak Fahri-Mbak Niar- Mbak Ana | Kiri bawah Pak Imam-Pak Gandhi-Adek Pak Fahri-Bapak Guide



Karena tim yang di perahu lain tampaknya banyak yang belum kecebur, maka tim perahu kamipun mulai berulah dan menjaili mereka agar basah semua. Kan sayang udah basah ya nyebur sekalian hehe. Sasaran kami adalah Pak Gandhi dan Pak Fahri. Sempat ada kejadian menegangkan ketika kami berusaha menyeburkan Pak Gandhi, bermula saat dia bersikeras bertahan agar tak jatuh dan kamipun semakin semangat untuk menyeburkannya, akhirnya dia jatuh pas di daerah yang berbatu dan yang fatal nya lagi yang harusnya dia bisa ikut nebeng perahu orang lain yang di belakang kami, eh malah dia berusaha berenang dan malah terbawa arus sampe kami semua deg degan ketika badannya ketutup air semua, namun Alhamdulillah akhirnya kami berhasil mengevakuainya haha maafkan kami ya Pak hehe. 

suka banget sama foto pas ini, keliatan keren banget hahay, tapi percayalah jeramnya nggak seseram di foto kok 

Tak lama kemudian kami sudah sampai finish, padahal rasanya masih pengen lagi, dan 3 jam benar benar terasa singkat banget saking kita menikmatinya. Yang awalnya takut malah jadi ketagihan ceritanya. Nah di daerah finis ini arus airnya tenang jadi bapak guide memperbolehkan kami untuk berenang atau bermain air disini sebelum kembali ke Kampoeng Ulu. Kami tiba d Kampoeng Ulu pas dhuhur dan kami mendapatkan buat kelapa muda dan paket makan siang. Sambil menunggu antrian mandi, kami menikmati kelapa muda yang seger banget. setelah mandi dan sholat dhuhur, kami menyantap makan siang. Beruntung karena hujan baru turun ketika kami makan siang dan agak reda pas mau pulang ke rumah Pak Fahri untuk mengambil barang barang dan beristirahat sebentar.
Di tengah perjalanan, kami mendapat info jika magelang hujan deras, benar ketika tak lama setelah kami mengenakan jas hujan, hujan deras mengguyur. 

Tak lama kemudian sampailah di tempat Pak Fhri, walaupun sempat ada beberapa dari kami yang nyasar karena belum paham dengan jalannya. Niat Cuma mau ambil barang dan istirahat sebentarpun gagal karena hujan lebat masih turun. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu hujan reda dengan bermain kartu, menonton tv dan mengobrol macam macam. Sampai akhirnya kami baru siap siap pulang setelah sholat magrib. Dan perjalanan pulang ditempuh sangat singkat nggak sampai satu jam! Dan Alhamdulillah nggak hujan lagi. 

Jadi memang benar adanya ketika kita menakutkan hal yang sama sekali belum kita lalui dan belum terjadi pada kita, itu hanya akan merugikan diri kita sendiri. Bahwa yang terlihat menakutkan belum tentu akan membuat kita takut dan yang terlihat menyenangkan belum tentu membuat kita senang. 

Best Regard,
Lina Listyawati
























You May Also Like

0 komentar