Rafting
Sepulang dari Prau beberapa waktu yang lalu, beberapa dari kami berharap agar acara refreshing ini bisa dijadikan agenda rutin. Jadilah ketika suatu hari saya update di Path, Pak Gandhi komen dan nanyain agenda selanjutnya mau kemana, entah saya sedang kesambet apa tiba tiba bilang kalo mau rafting. Awalnya saya bilang begitu Cuma iseng, eh ternyata rekan yang lain juga tertarik pengen rafting. Jujur sebenarnya ketika saya browsing sempet ngeri juga lihat foto foto track nya, ditambah lagi ketika Mbak Emma bilang kalo di Magelang pernah ada yang kebawa arus pas rafting seketika udah mikir yang enggak enggak dan mulai deh galau mau lanjut apa enggak, lanjut tapi takut ngeri nggak lanjut tapi pengen banget.
Akhirnya setelah kami
sharing ini itu, saya sedikit mantep buat lanjut. Pak Fahri bilang
kalau kita rafting di Sungai Elo aja yang arusnya ga begitu deres
buat pemula. Oke fix mendengar kata tak begitu deras akhirnya
kemantapan saya bertambah. Kali ini Tim kami bertambah menjadi 11
orang yay rame rame!
Hari H, saya langsung
membawa perkap buat dititipin ke kosan Mbak Emma dan Mbak Anisa
karena takut kalo pulang dulu nanti nggak keburu dan malah buru-buru.
Semula kami merencanakan untuk berangkat Sabtu sore sekitar jam 4an
dengan pertimbangan agar kita selow jalannya dan menghindari hujan
serta macet, tau sendiri kan gimana ramenya jalanan kalo weekend.
Namun, kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan, rencana berangkat
pukul 4 menjadi mundur jadi jam setengah 6, dalam hati untung udah
sempet tidur tiduran tadi di kosan haha.
Sabtu sore kami berangkat
bersepuluh dengan 5 motor, Pak Ardi akan menyusul keesokan harinya
karena harus pulang ke Jepara dulu. Syukur perjalanan berangkat
lancar dan tidak hujan, walaupun sempet beberapa kali spot jantung
karena bapak bapak mengendarai motor ala ala pembalap, tapi seruuu.
Sekitar pukul delapan
malam, kami akhirnya sampai di Magelang setelah sempat hampir satu
jam tunggu tungguan di Pom Bensin karena Pak Imam dan Mbak Anisa
berpisah dengan kami pas sholat maghrib. Karena sudah lewat jam makan
malam, tujuan awal kami adalah tempat makan nasi goreng Pak Naryo
yang katanya kondang di Magelang dengan Nasi Goreng Magelangnya. Saya
memesan yang pedes, eh suapan pertama pedes nya udah kerasa banget
tapi pas udah suapan berikutnya mulai terasa manis asin, enaaak.
Rekomended banget apalagi yang lagi lapar akut, disini porsinya bisa
dibilang jumbo, makanya saya agak menyesal pas udah kenyang banget
tapi masih banyak, pengen bungkus rasanya haha.
pose dulu sembari menunggu pesanan datang
Setelah makan, kami
menuju ke rumah Pak Fahri yang memang asli Magelang. Disana kami
membahas bagaimana besok, berangkat jam berapa, bawa apa aja sampe
bahas mau sarapan dimana segala. Setelah fix, saya, Mbak Emma dan
Mbak Anisa menuju ke rumah Mbak Anisa untuk nginep disana.
Beruntungnya karena ada yang rumahnya Magelang jadi nggak perlu
nginep di penginapan. Sedagkan Mbak Ana dan Mbak Niar diinapkan di
rumah Budhenya Pak Fahri yang tak jauh dari rumah Pak Fahri.
Pagi harinya, setelah di
jemput Pak Gandhi dan Pak Fahri di Rumah mbak Anisa, kami menuju ke
Pom bensin untuk menghampiri Pak Ardi yang udah stay disana kemudian
ke Rumah Pak Fahri untuk selanjutnya bareng bareng ke Rumah Budhe Pak
Fahri buat jemput Mbak Ana dan Mbak Niar serta Adeknya Pak Fahri.
Sesuai rencana kami sarapan di Soto Ayam Pak Trimo yang enak banget
karena di dalam sotonya ada perkedel sama tahu, yang lebih asiknya
lagi harganya terjangkau banget nagih pokonya.
soto ayam magelangan komplit Pak Trimo
Sehabis menyantap
sarapan, kami langsung menuju ke start point rafting di Kampoeng Ulu
Resort. Dan disinilah rencana awal yang semula kami akan menyusuri
Sungai Elo beralih ke Sungai Progo yang lebih deras arusnya, waaa
mana kemarin pas lihat di website foto foto di Sungai Progo agak
ngeri, aih tapi karena sudah sampai sini saya Cuma bisa Bismillah dan
sok sok an tetep cool walaupun tetep deg deg an, nanti gimana kalo
gini jangan jangan nanti gitu dan begitu banyak pikiran pikiran jelek
lainya udah nguing nguing di kepala saya.
Ketika mobil angkutan
yang akan mengantarkan kami menuju Sungai, dengan berbekal doa
akhinya kami sampai dan mulai bersiap mengenakan perlangkapan
rafting. Setelah menggunakan pelampung dan helm serta membawa dayung,
kami semacam siap dan lebih Pede menyusuri Sungai Progo malah udah
nggak sabar lagi pengen segera dayung mendayung. Setelah kami
mendapatkan pembekalan singkat dan jelas dari bapak guide, akhirnya
kami menuju perahu masing masing. Karena tim kami ada 12 orang jadi
kami dipecah menjadi 2 perahu, di perahu saya ada Pak Abdul, Pak
Lutvi, Pak Ardi, Mbak Emma, Mbak Anisa dan saya, sedangkan di perahu
yang lain ada Pak Fahri, Pak Gandhi, Pak Imam, Mbak Ana, Mb Niar dan
Adeknya Pak Fahri.
full team sebelum tempur
Beruntung kami mendapat
guide yang asik, bapaknya rame apalagi tim kami juga rame dan
ekspresif banget jadinya sepanjang track rame banget, dan itulah yang
perlahan memudarkan rasa was was saya yang berubah menjadi rasa
penasaran dengan jeram berikutnya. Perjalanan awal masih aman dan
hanya ada satu jeram yang beneran harus maksa kita buat konsentrasi
sama arahan guide dan berhasil buat kita teriak teriak tapi seneng,
seruu. Perjalanan berikutnya kami mulai rusuh dengan saling perang
air antar perahu sampai ada yang berhasil jatuh dari perahu. Awalnya
saya udah bertekad agar jangan sampai kecebur, karena skill berenang
saya masih abal abal. Namun ketika sampai di daerah yang arusnya
tenang dan melihat tim lain bermain dengan berdiri di atas perahu
dengan saling berpegangan membentuk lingkaran kemudian perahu akan
diputar putar oleh bapak guide, tim perahu saya pun ingin mencobanya.
Percobaan pertama kami agak ragu ragu, bahkan ketika perahu baru saja
diputar kami semua sudah tumbang dan Pak Abdul jadi korban yang jatuh
ke sungai, dan lainya jatuh ke dalam perahu. Lucunya, ketika Pak
Abdul jatuh ke Sungai, dia kecancol kail pancing bapak bapak di
pinggir sungai, sontak kami seperahu tertawa semua, dan dengan susah
payah membantunya untuk naik kembali ke perahu. Tak kapok, kamipun
mencoba lagi dan kali ini kami bisa loh bertahan walaupun perahunya
diputar putar lama dan kencang yay! Karena bau baunya bakal ada
penyerangan dalam selimut, sebelum saya diceburkan ke sungai, saya
berinisiatif untuk menyeburkan diri sendiri haha, paling tidak kalau
nyebur seniri kan ada persiapan haha, setelah kami semua basah
akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Tim saya, Pak Abdul-Mbak Emma-Pak Ardi-Mbak Anisa-Pak Lutvi-Saya
foto bersama bapak guide sebelum menyisir sungai
kiri atas Pak Fahri-Mbak Niar- Mbak Ana | Kiri bawah Pak Imam-Pak Gandhi-Adek Pak Fahri-Bapak Guide
Karena tim yang di perahu
lain tampaknya banyak yang belum kecebur, maka tim perahu kamipun
mulai berulah dan menjaili mereka agar basah semua. Kan sayang udah
basah ya nyebur sekalian hehe. Sasaran kami adalah Pak Gandhi dan Pak
Fahri. Sempat ada kejadian menegangkan ketika kami berusaha
menyeburkan Pak Gandhi, bermula saat dia bersikeras bertahan agar tak
jatuh dan kamipun semakin semangat untuk menyeburkannya, akhirnya dia
jatuh pas di daerah yang berbatu dan yang fatal nya lagi yang
harusnya dia bisa ikut nebeng perahu orang lain yang di belakang
kami, eh malah dia berusaha berenang dan malah terbawa arus sampe
kami semua deg degan ketika badannya ketutup air semua, namun
Alhamdulillah akhirnya kami berhasil mengevakuainya haha maafkan kami
ya Pak hehe.
suka banget sama foto pas ini, keliatan keren banget hahay, tapi percayalah jeramnya nggak seseram di foto kok
Tak lama kemudian kami
sudah sampai finish, padahal rasanya masih pengen lagi, dan 3 jam
benar benar terasa singkat banget saking kita menikmatinya. Yang
awalnya takut malah jadi ketagihan ceritanya. Nah di daerah finis ini
arus airnya tenang jadi bapak guide memperbolehkan kami untuk
berenang atau bermain air disini sebelum kembali ke Kampoeng Ulu.
Kami tiba d Kampoeng Ulu pas dhuhur dan kami mendapatkan buat kelapa
muda dan paket makan siang. Sambil menunggu antrian mandi, kami
menikmati kelapa muda yang seger banget. setelah mandi dan sholat
dhuhur, kami menyantap makan siang. Beruntung karena hujan baru turun
ketika kami makan siang dan agak reda pas mau pulang ke rumah Pak
Fahri untuk mengambil barang barang dan beristirahat sebentar.
Di tengah perjalanan,
kami mendapat info jika magelang hujan deras, benar ketika tak lama
setelah kami mengenakan jas hujan, hujan deras mengguyur.
Tak lama kemudian
sampailah di tempat Pak Fhri, walaupun sempat ada beberapa dari kami
yang nyasar karena belum paham dengan jalannya. Niat Cuma mau ambil
barang dan istirahat sebentarpun gagal karena hujan lebat masih
turun. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu hujan reda dengan
bermain kartu, menonton tv dan mengobrol macam macam. Sampai akhirnya
kami baru siap siap pulang setelah sholat magrib. Dan perjalanan
pulang ditempuh sangat singkat nggak sampai satu jam! Dan
Alhamdulillah nggak hujan lagi.
Jadi memang benar adanya
ketika kita menakutkan hal yang sama sekali belum kita lalui dan
belum terjadi pada kita, itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.
Bahwa yang terlihat menakutkan belum tentu akan membuat kita takut
dan yang terlihat menyenangkan belum tentu membuat kita senang.
Best Regard,
Lina Listyawati
0 komentar