Naik Naik ke Kawah Ijen

by - August 26, 2018


Ijen, 18 Agustus 2018

Dari yang awalnya janjian akan di jemput pukul 22.30 di Stasiun Karangasem akhirnya kami minta dijemput di homestay dan jam nya juga akhirnya mundur. Baguslah karena itu kami sempat mencari amunisi sebelum tracking ke Kawah Ijen. Kali ini kami menggunakan jasa open trip dari Nuartha Tour yang ternyata kerjasama sama Tour Banyuwangi.

Hampir tengah malam ketika kami jalan cari makan. Sebelum sampai di homestay tadi sempet ada warung sate yang berasa ngawe awe banget dan rasanya ga jauh dari rumah, tapi ternyata lumayan jauh. Jadilah kita melipir dalam hati oke apa aja lah yang penting cukup untuk naik turun ijen nanti. Tak lama kemudian kami lewat di depan sebuah warung yang barusaja gerbangnya ditutup oleh mbak2 penjualnya, tutup. Tapi si embak tetep tanya ke kita “mau cari apa mbak”, sambil kita lihat2 tulisan menu eh si kunthi dah jawab dengan wajah innocent ala oneng “mau cari sate mbak”, kita bingung. Mbaknya bingung, kunthi juga ikutan bingung. Kita semua bingung dong ya di menu yang terpasang ga ada sate dan plis ini tengah malem jadi keinget adegan mbak2 beli sate seratus tusuk itu ga sih bhay

Akhirnya kami dipersilahkan masuk kemudian dibuatkan makanan yang lumayan lama tapi karena kami tergiur jajan tempura2an sosis jaman SD gitu menunggupun tak jadi masalah, anaknya gampang terhibur sama makanan. Setelah sosis2an habis akhirnya menu kami datang, namanya nasi Tampong. Isinya ada sayur rebus macam pecel gitu tapi pakai sambel lamongan plus lauk lele atau telur dadar, beuuuhh mantapp. Tapi karena makannya pas malam hari dan tadi udah diduluin sama jajan juga porsinya yang lumayan banyak jadinya ga habis, yang bersih tuntas cuma punya Dilla kayaknya juarakk. harga nasi Tampong dengan lauk telur dadar dan teh manis hangat adalah 15 ribuuu.

Tak lama kemudian, pihak Tour info kalau akan segera menjemput di tempat kami makan. Usai berhitung, bayar membayar akhirnya mobil jemputan datang dan kami pamit. Beruntung nya kami malah diberi bekal roti sagu (kayaknya ini khas di banyuwangi sih) sama buibu yang jualan, huaa makin terharu buibunya baik sekaliiiii.

Kami di sambut sama Tour Guide, namanya mas Dedik, lalu kami naik ke mobil yang ternyata di dalam mobil sudah ada serombongan mbak2 yang terdiri dari 3 orang. Jadi rombongan Tour kali ini adalah 11 orang (biasanya bisa diisi sampai 12 orang). Kami memilih tempat duduk di bagian belakang. Mobil mulai melaju untuk menjemput satu rombongn lagi. Ternyata rombongan ini sekeluarga, 1 anak, bapak, dan ibu. Setelah rombongan komplit kami langsung menuju ke Base camp pendakian Gunung (Kawah) Ijen.

Beberapa hari sebelum keberangkatan sempet tanya2 ke mbak Emma yang sebelumnya udah pernah kesana. Katanya Track ke Ijen lumayan berat karena medannya yang nanjak berkelanjutan. Hmm oke baiklah ini semacam tantangan buat saya yang entah kapan terakhir bener2 bener olahraganya. Beberapa hari sebelum keberangkatan cuma sempet senam senam aja dan itupun masih berasa berat kalau ngangkat tangan sendiri hadeuuhh. PR banget kalo mau nanjak nanjak kudu banyakin latian olahraga biar napasnya oke ga pendek2.

Sebelum jam 2 dini hari kami telah sampai di basecamp pendakian, kami di briefing sebentar oleh mas Dedik lalu kami mencari toilet setelah itu. FYI ternyata toilet di basecamp yang “bener” cuma 1 dan pas dini hari itu kita ga ditunjukkan ke toilet itu. Kami diarahkan ke toilet yang saya rasa belum jadi, hanya ada ruangan sama lubang untuk jamban, (belum ada jambannya lho ini, cuma lubangnya aja), daan TANPA PINTU, bhay. Hanya ada selembar tripleks yang sepertinya memang disediakan untuk menutup sebagai ganti pintu. Sebenarnya saya pingin buang air kecil tapi setelah tau begitu keadaannya saya urungkan niat, dalam hati berdoa semoga bisa tahan sampai besok :’ . si Puma adalah salah seorang yang berhasil buang air dengan berbekal air mineral botol dan tisue basah. Oiya toilet itu juga belum ada bak air, bener bener kosongan. Mungkin jika temen2 akan kesana 1 / 2 bulan lagi toiletnya udah bener dan beres.

Dini hari itu disana tampak sudah ramai sekali rombongan2 orang yang akan mendaki, mulai dari pengunjung lokal maupun turis dari manca negara. Usai dari toilet kami menunggu mas Dedik yang sedang mengurus tiket masuk. 15 menit berlalu ini orang belum nampak, hampir setengah jam dan kami sudah gemas menunggu, rasanya pengen ndang jalan karena memang udara yang mulai menusuk2 membuat kami ingin segera bergerak. Namun mas Dedik belum juga muncul padahal rombongan lain sudah banyak yang mulai bergerak. Beberapa saat kemudian ia muncul untuk menginfokan bahwa antrian tiketingnya cukup panjang, kami diminta menunggu beberapa saat lagi.

Sekitar pukul 2.20 kami akhirnya mulai berjalan, setelah entah kapan kali terakhir saya nanjak nanjak hari itu saya rada deg degan gajelas haha. Trecking kali ini saya hanya membawa sling bag yang saya isi dengan sekaleng Pocari Sweat, sebungkus cokelat, kamera pocket, handphone, Minyak Angin, dan dompet. 

Mula- mula jalur yang kami lalui landai hingga berangsur angsur makin lama semakin menanjak. Mungkin untuk yanag sudah terbiasa berolah raga atau lari, trek ini mudah2 saja. Jalannya berupa tanah, sangat jarang berupa batu2an. Karena jalan yang rata aka tanpa bebatuan itulah malah sedikit menyulitkan karena ketika berhenti berasa oleng haha, beda lagi kalo ada yang digandeng bhahak, eits jangan salah saya punya gandengan dong sepanjang perjalanan saya bergantian gandengan dengan kunthi atau april ini bener2 hampir sampe atas kita gandengan terus haha karena memang segitu ga terjalnya jalur.

FYI untuk yang pingin mendaki tapi ingin berhemat tenaga, di jalur pendakian ini ada jasa taksi aka gerobak. Pengunjung bisa menggunakan jasa ini dengan meraup kocek seharga 300k, ini dari pengamatan saya lho untuk pastinya silahkan tektokan sendiri hahay. Tapi walau begitu ketika lihat bapak2 yang ngojek gerobak ini tetep aja rasanya ga sampe hati saya bawa diri naik aja sudah berat apalagi bawa orang huaaa.

Dini hari itu langit benar benar cerah dan bebintangan begitu banyaknya pengobat lelah lah , sedikit. Ada sekita 7 pos sebelum akhirnya sampai puncak. Kami berhenti sebentar di pos 5 (kalo ga salah) yang ada warung dan toilet untuk buang air. Ini saya sempet nyesel sih kenapa ga ikutan antre alhasil ngempet sampe siang ck. Sebelum subnuh kami akhirnya sampai si puncak. Masih gelap gulita hanya terlihat kabut2 dan angin yang bertiup lumayan kencang.

Saya dan kunthi sempat terpisah dengan 3 orang lainnya. Lalu kami mencoba mencari mereka menuju jalur turun dimana kita dapat melihat Blue Fire si Primadona itu, tapi melihat medan yang menurut kami sulut, bener2 tanah batu dan berpasih begitu lah pokoknya kami sempet turun dan terpeleset2 pasir lalu akhirnya kami mengurungkan niat. Cupu.

Sebagai alternatif lain sebenernya bisa lihat sunrise di tempat yang lebih tinggi namun kami memilih kembali ke gazebo untuk sholat dan akhirnya ketemu sama April, Dilla, Puma. Dari rombongan tour kita yang berhasil lihat Blue Fire cuma Keluarga mbak Dita. Ah memenag kewl sekaliiiii. Tapi apa daya wes dari pada kenapa2 lihat dari yutup aja.


Matahari semakin naik tapi angin tetep konsisten kencang dan udara dingin. kami akirnya memutuskan untuk turun. kebayang gimana nanjaknya ketika berangkat maka ketika turun siap siap lutut jadi tumpuan. kami disambut pemandangan yang luar biasa ketika turun, gegunungan, pepohonan ah hijau segar sekali. 

Karena saya dan salah seorang teman bener2 udah kebelet jadi entah gimana caranya kami berasa cepet banget turunnya, sampai di pos 5 niat hati ingin melepaskan segala beban yang ada, e toilet antri dan ternyata TAK ADA AIR. BHAY. oke kami melanjutkan tanpa jadi melepaskan beban, turun sambil menahan tu rasanya emm.. sampai akhirnya karena seorang teman saya ini , yang namanya tak ingin saya sebut, saking ga sanggup lagi menahan beban kami akhirnya melipir ke salah satu toilet yang ada di jalur pendakian, namun ternyata toilet itu DIKUNCI. dengan kekuatan gamau menunda lagi akirnya si mawar membulatkan tekat untuk gali lubang tutup lubang dengan berbekal sebotol air mineral. oke bhay. dia meninggalkan kenangan disini.

akhirnya sampai juga di basecamp, saya akirnya berburu toilet, ADA! namun antrinya warbyasaaaahh. udah ga ngerti lagi gimana akhirnya saya kembali juga ke toilet semalam hiks. oke dari segala keindahan di Ijen, satu satunya hal yang membuat galau dan risau adalah ketidak adanya toilet BERSIH dan air yang cukup. Namun mungkin ini sedang dalam perbaikan , semoga makin bags dan bersih deh toiletnya jadi makin nyamannnnn.

Setelah membuang segala beban, saya dan mawar menyempatkan diri membeli makan sambil menunggu rombongan yang lain datang. Tak lama kemudian ternyata mereka telah sampai di mobil, lalu kami melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.... (to be continue)

Regards,
Lina

You May Also Like

0 komentar