STASIUN, KERETA, DAN CERITA KITA
Oke mungkin di post kali ini akan ada banyak cerita, semoga
masih bisa menceritakan secara runtut dan ga bikin bingung haha. Jadi tanggal
12 Agustus kemarin itu ulang tahun Dilla, seperti biasanya saya Anisa dan April
sudah merencanakan beberapa surprise dan selalu gagal bhak. Dengan bantuan
Kunthi akhirnya kami memutuskan untuk ngasih kado si Dilla clutch, dan belilah
kami di olshop. Bahkan saya sudah bilang kalau pengirimannya diatur agar bisa
sampai tujuan sekitar tanggal 12 Agustus dan adminnya bilang oke bisa. Nah selang
2 hari sekitar tanggal 5 Agustus kalau ga salah, Dilla heboh di grup bilang
kalau dapat kiriman tapi namanya dia, awalnya kita selo aja karena dia gatau
itu dari siapa dan cerobohnya nomor telepon yang tertera adalah nomor saya blarrr
oke ketahuan di tanggal yang masih jauh dari hari H. Awkward, dah biyasa.
Di hari H saya dan April sama sekali ga kontak Dilla bahkan
grup sepi. Sampai sepertinya si Dilla rada gemes dan bikin story. Sebenarnya hari
H kami bertiga berencana buat nginep di rumah Dilla, namun karena ternyata
April gabisa pulang akhirnya kami buat rencana lain. Yaitu Anisa dan April akan
datang ke stasiun buat nganterin saya dan Dilla ke Surabaya, tentu ini rencana surprise.
Hari H-2 ke Surabaya Anisa ngajakin kita buat ganti planning nginep di Dilla
malam sebelum kami berangkat ke Surabaya, namun apa boleh buat malam itu saya
ikutan jadi panitia malam tirakatan 17 Agustus di rumah dan April baru sampai
Semarang malam banget. jadilah kami ke rencana awal. Sempet ragu karena kereta
kami berangkat pukul 08.11 pagi, jadi setidaknya kami hanya punya waktu
setengah jam sebelum berangkat untuk menuntaskan misi.
Hari itu saya berangkat dari rumah sekitar pukul setengah 6
pagi, beruntung sekarang sudah ada BRT Jateng dengan rute Terminal Bawen –
Stasiun Tawang. Jalanan sepi lancar hanya ada beberapa orang yang bersiap
upacara 17 Agustusan. Sampai di daerah sebelum Jatingaleh BRT terjebak macet
hampir setengah jam yang harusnya saya sudah sampai stasiun jam 7 harus rela
molor setengah jam. Anisa dan April sudah sampai duluan, begitu Dilla. Hari itu
juga saya janjian ketemu sama mbak May yang sekalian mau ambil orderan
KanaKina. Bahkan mbak May datang lebih awal banget sebelum kami jadi sebelum
kami datang Dilla sudah duluan ketemu sama mbak May. Ketika mereka ngobrol
datanglah kami yay. Surprise mayan berhasil lah~ ulala.
Seru juga diantar di stasiun sama orang orang tergemas. Walaupun
kami hanya sempat bertemu sebentar but it was fun. Setelah berfoto ria dan
makan bolu yang dibawa ibu Aprilia akhirnya kami berpisah untuk kemudian naik
kereta ke Surabaya.
Beberapa bulan sebelumnya saya mengajak Anisa, April, Dilla
untuk liburan. Namun apa boleh buat, di tangal dimana saya ingin pergi Anisa
baru saja pulang dari Bali dan April belum boleh cuti. Jadilah saya hanya pergi
dengan Dilla. Bahkan sebelum saya fix pergi untuk liburan ini ada banyaak
sekali drama. Drama pertama adalah hilangnya kereta Matarmaja. Oke saya
tekankan liburan ini adalah liburan ala backpacking dimana ketika membeli
kereta yang pertama kali dilihat adalah harga :’D maklum kami ini pekerja
sekaligus pelajar yang masih harus benar benar menekan biaya tsaaah. Yang kedua
adalah drama pengajuan cuti. Saya memberanikan diri untuk mengajukan cuti 2
hari dimana pengajuan cuti dua hari adalah nyaris haram, bahkan setelah beradu argument
dengan HRD. Awalnya saya sudah pasra boleh atau gaboleh pokoknya harus
berangkat karena sudah engap banget dan butuh suasana baru.
Singkat cerita
entah apa yang terjadi tetiba seperti alam mendukung perjalanan saya. Dengan mempertimbangkan
order factory yang lagi low dan pas banget ibu HRD super itu akan menikah
berasa ada aja jalan yang akhirnya berujung, OKE BOLEH CUTI 2 HARI. Aigooo diluar
dugaan banget dimana saya sudah berencana bikin Surat Dokter segala kalau kalau
ga diijinkan haha ternyata Allah memudahkan hahay. Alhamdulillaaah. Dan selang
beberapa hari jadwal kereta Matarmaja muncl kembali dengan harga yang lebih
muraah. Parah ini Allah baik bangeet. Jadi planningnya saya dan Dilla akan
melakukan perjalanan Semarang-Surabaya-Malang kembali lagi ke Semarang.
Dari Semarang ke Surabaya kami naik kereta Ambarawa Express
yang ternyata super nyaman dan bersih banget untuk ukuran kereta ekonomi. Namun
drama tak berakhir disini, ternyata tempat duduk saya dan dila berpisah. Oke ini
menggelikan, dimana ketika saya memesan tiket via KAI Access tempat duduk kami
seharusnya bersebelahan namun aktualnya kami terpaut satu tempat duduk. Antara gemes
kesel dan geli sama diri sendiri. Untungnya perjalanan hanya 4 jam.
Saya duduk di sebelah seorang bapak bapak yang ternyata juga
pernah kuliah di kampus yang sama dengan saya hanya beda fakultas, dan ternyata
lagi beliau juga pernah tinggal di daerah Banyubiru dekat rumah saya, memang
semua tak ada yang kebetulan ya kalau dipikir piker haha. Lumayan si Bapak ini
turun di Stasiun Lamongan jadi saya bisa sebelahan dengan Dilla sekitar 45
menit sebelum sampai Stasiun Pasar Turi, Surabaya.
Regards,
Lina Listyawati
0 komentar