The Beauty of Merbabu
Sabtu,
14 juni 2014
Alhamdulillah pada
akhirnya kaki kaki kami berhasil berpijak di suatu tempat dengan begitu banyak
keindahan terpapar disana. Merbabu, salah satu gunung yang masih terlelap dalam
tidurnya itu membuat kami bertekad untuk mendekatinya. Rayuan keindahan alamnya
berhasil membawa kami sampai disana, tentu saja setelah melewati perjuangan
yang bagi kami begitu luar biasaah mulai dari persiapan sebelum berangkat,
ketika disana, maupun ketika menempuh perjalanan pulang.
Memang sudah begitu
lama saya menginginkan kembali berpetualang bersama alam, setelah pendakian
terakhir tahun lalu bersama teman teman kelas saya di Gunung Ungaran, kali ini
setelah mencari masa, menentukan waktu serta jalur pendakian, akhirnya kita
berenam memberanikan diri untuk berangkat mendaki melalui jalur pendakian Selo,
Boyolali sekitar 2 jam jika ditempuh dari Ambarawa dan 4 jam dari Semarang.
Sungguh kalian para pejuang tangguh teman teman, saya sebagai bonceng sejati
sangat mengucapkan terimakasih untuk kalian yang berangkat dari semarang hihi
jangan kapok yaa ;)
disini banyak edelweisnya looh |
samudera di awas awan yay |
Sabana 3 |
Ketheng Songo |
Pagi itu kami
berangkat sekitar pukul sembilan dari terminal Bawen, karena memang saya
berangkat dari Ambarawa jadi kami memutuskan untuk berkumpul di terminal Bawen.
Setelah membaca doa kami memulai perjalanan yang belum pernah kami lalui,
bagaimana tidak, diantara kami semua belum ada yang pernah ke merbabu jadi ya
sama sama buta arah, hanya berbekal informasi dari hasil browsing dan
memberanikan diri berdialog dengan warga sekitar. Namun Alhamdulillah kami
sampai tempat tujuan loooh hahay. Dari jalan utama menuju basecamp kira kira
berjarak 15-18km, dengan akses yang tak bisa dibilang mudah itu membuat kami
berpikir bagaimana jika kami tak membawa kendaraan sendiri huh sudah pasti
sangat melelahkan jika harus berulangkali oper angkutan umum, bahkan sepertinya
angkutan semacam itu terbilang jarang. tak hanya sekali kita salah jalan, namun
itulah yang membuat kami semakin bersemangat untuk tiba di tempat tujuan.
Sekitar pukul 11.00
kami tiba di daerah tak jauh dari basecamp, karena terhalang perbaikan jalan,
maka apaboleh buat kendaraan kami terpaksa harus diparkirkan di daerah
tersebut. sembari menunggu waktu sholat dhuhur, kami sedikit melepas lelah di
serambi masjid dan disambut kabut tebal yang membawa udara sejuk menyenangkan.
Setelah kami menunaikan sholat dhuhur kami bergegas melanjutkan perjalanan
menuju basecamp dengan berjalan kaki. Dari daerah tersebut menuju ke basecamp
kira kira berjarak 1 km dengan medan berkelok menanjak diiringi gundukan bukit yang
seluruh permukaannya tetanam sayur mayur membuat kami semua beradu argumen
mengenai cara menanamnya, sungguh pemanfaatan yang begitu luar biasa.
Ketika kami tiba di
basecamp ternyata disana telah banyak pendaki yang sedang melepas lelah, baik
yang sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk mendaki ataupun yang sudah
selesai melakukan pendakian. Tampaknya hari itu Merbabu kedatangan begitu
banyak tamu, seperti tak berhenti datang dan pergi. pukul 16.00 kami memulai
perjalanan, walau kabut masih pekat menyelimuti, namun itu sama sekali tak
menyurutkan semangat kami melanjutkan perjalanan. Bahkan semangat kami kian
bertambah ketika dalam perjalanan kami bertemu rombongan ibu ibu yang luar
biasa semangat hihi. Saking semangatnya sampai tak terasa jika waktu telah
beranjak malam, waktunya menunaikan sholat maghrib. Dan kali ini merupakan
suatu pengalaman yang tak terlupakan, baru kali ini saya benar benar merasakan
sholat di alam terbuka, bahkan di hutan lereng gunung, Subhanallah rasanya
sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata kata, begitu tentram Alhamdulillah
Perjalanan tetap berlanjut dengan ditemani sinar bulan purnama yang temaram, kami sangat bersyukur karena pada hari itu cuaca benar benar mendukung, namun walaupun padang bulan dan tak hujan, udara disana tetap begitu dingin, sampai sampai ketika kami mendirikan tenda dan membuat perapian tubuh kami tak bisa menolak untuk menggigil. Sempat menyesal karena lupa membawa sarung tangan dan kaos kaki saya basah semua hiks. Tampaknya udara dingin menimbulkan efek yang sebenarnya sudah saya waspadai ketika naik gunung, yaitu kebelet pipis. Awalnya saya bertekad untuk menahannya karena memang saya tidak mau buang air kecil di tempat terbuka, eh pada akhirnya saya menyerah hwaaa sambil was was kalau kalau ada serangga atau jenis binatang lain yang terganggu kan berabe, namun bismillah semuanya teratasi huh.
Jadwal perjalanan ke puncak yang seharusnya kami sepakati pukul 03.00 akhirnya molor hingga pukul 05.00 karena kaki kami masih meronta minta rehat, tetapi Alhamdulillah kami masih dapat menikmati sunrise beserta lautan awan yang lagi lagi Subhanallah banget, belum lagi disambut bunga edelweis dimana mana aaaa thanks God J kalau sudah begini, maka sesi foto mode on hihi saatnya bergaya setelah berjuang menaklukkan medan yang tak henti hentinya menanjak. Ketika kami menaiki sebuah bukit kecil, kami kembali mendapatkan kejutan. Taraaaa gunung merapi nan gagah tampak memamerkan dirinya. Padahal pas kami di bawah gunung merapi benar benar tidak kelihatan sama sekali looh, haha surprise lagii.
Jadwal perjalanan ke puncak yang seharusnya kami sepakati pukul 03.00 akhirnya molor hingga pukul 05.00 karena kaki kami masih meronta minta rehat, tetapi Alhamdulillah kami masih dapat menikmati sunrise beserta lautan awan yang lagi lagi Subhanallah banget, belum lagi disambut bunga edelweis dimana mana aaaa thanks God J kalau sudah begini, maka sesi foto mode on hihi saatnya bergaya setelah berjuang menaklukkan medan yang tak henti hentinya menanjak. Ketika kami menaiki sebuah bukit kecil, kami kembali mendapatkan kejutan. Taraaaa gunung merapi nan gagah tampak memamerkan dirinya. Padahal pas kami di bawah gunung merapi benar benar tidak kelihatan sama sekali looh, haha surprise lagii.
Jika ketika naik kami
membutuhkan waktu berjam jam, maka ketika turun ke basecamp kami hanya
membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam, haha bagi saya itu sangat luar biasa,
walau berkali kali terperosot dan jempol kaki meronta ronta karena berkali kali
menahan tubuh saya, namun ketika saya sudah terbiasa maka itu merupakan hal
yang menyenangkan.Sampai di basecamp kami bergegas membersihkan diri, sholat
dhuhur, makan serta beristirahat sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalanan
pulang. Untuk para pengemudi, kalian luar biasaaa kawan hihi.
Sungguh suatu
pengalaman yang tidak akan saya lupakan, semoga kelak kaki saya dapat kembali
diberi kesempatan untuk menapak di tempat tempat yang lebih luar biasa dari
ini. Menemukan dan melakukan banyak hal baru, bertemu orang orang baru dan
melihat lebih banyak tanda kebesaran-Nya adalah sesuatu yang mengaggumkan bagi
saya. Selamat berpetualang kawan
Akbar- Leader + Porter |
Yuniar- Dokumentasi |
Tegar |
Hanif-Porter suka banget sama foto ini baguuss :3 |
Nita :D |
3 komentar
aku ndi? :o
ReplyDeleteo tak ada~
ReplyDeletesakke men yo --a
ReplyDelete