Main Main ke Ullen Sentalu
Yogyakarta, 25-26 Maret 2017
Yogya memang selalu terasa istimewa, terlebih ketika pagi hari disambut gerimis manis yang berhasil bikin mager maksimal. Setelah kemarin sore saya haurs berjuang sampai Yogya dengan naik bus. Ini kali pertamanya saya ke Yogya naik bus. Rencana awal saya nebeng Mbak Yusi yang notabene rumahnya memang Yogya, namun apa boleh buat ternyata adeknya mbak Yusi datang ke Ungaran, jadilah saya akhirnya nebeng mbak Nindya yang pulang ke Kebumen, alhasil saya Hanya bisa nebeng sampe Magelang, maka dari itu saya harus melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Karena hari sudah sore dan saya yang minim pengalaman dalam per-bus-an maka saya putuskan untung naik bus apa saja yang lewat Yogya karena bus besar Smg-Yogya sudah lama tak lewat.
Ternyata bus yang saya tumpangi hanya
sampai Munthilan, beruntung saya bareng ibu ibu yang juga mau ke arah Yogya,
setelah menunggu agak lama akhirnya bus berikutnya datang, tepat sebelum
maghrib saya akhirnya sampai di Terminal Jombor dan tak lama kemudian Linda
datang.
Beruntung hujan sudah reda ketika
saya sampai di Yogya. Setelah tiba di kosan, beberes dan bersih bersih akhirnya kami
memutuskan untuk cari tempat makan malam, dan drama dimulai. Ternyata saya lupa
bawa atm dan uang cash tinggal beberapa ribu, payah. Bahkan saat itu saya tidak
punya sms atau mobile banking, cupu bangeet. Sempat bingung karena Linda juga
masih mahasiswa jadi setelah berpikir beberapa saat akhirnya solved (ga usah
diceritain ntar panjang yang penting makasih yak :p ).
Akhirnya kami bisa makan malam
dengan sedikit lega sambil ditemanin gerimis lagi, bisa ditebak ketika hujan
makanan yang paling pas di saya adalah mie ulala. Setelah makan sekitar hampir
jam 10 malam saya dan Linda tak ingin melewatkan diskon di Gramedia, waktu itu
lumayan diskon 47K, saya dapat buku Doodle Revolution dan Linda dapat Critical
Eleven.
Sampai kos Linda, kami segera
bebersih dan menempatkan diri di Kasur sambil nonton Lalaland yang katanya
bagus banget itu sambil kita berdialog seperti biasanya bicara soal apa aja, ga
pernaha ada habisnya kecuali kalo kita tidur haha, karena sudah larut dan kita
sudah mulai ngantuk sedangkan film nya belum kelar, akhirnya kita putuskan
untuk lanjut besoknya saja.
***
Keesokan harinya, kami berencana
untuk ke museum Ullen Sentalu, namun diluar gudaan Yogya diguyur ujan sejak
semalam. Pagi itu kami masih tak beranjang dari Kasur sembari melanjtkan film
yang belum selesai semalam. Disbanding semalam, pagi itu saya lebih bisa
menikmati setiap scene nya, sambil ngemil, sambil dengerin suara gerimis sungguh
Yogya terasa lebih lebih lebih istimewa hahaa. Hingga tiba di ending cerita Filmnya
yang bikin bengong, bikin porak poranda. realistis banget !
Semakin siang hujan tak kunjung
reda, walau sebenarnya Hanya gerimis tapi tetep aja basah. Akhirnya kami memutuskan
untuk tetap keluar setelah sholat dhuhur. Usai makan pagi dirapel makan siang,
kami melanjutkan perjalanan ke Ullen Sentalu, cuaca masih mendung tapi
Alhamdulillah tidah hujan. Dari daerah Monjali ke Ullen Sentalu sekitar
setengah jam. Dan karena kami sama sama belum pernah kesana jadilah hanya
mengandalkan google map dan sesekali bertanya ke orang.
Sebenarnya saya rada ngeri pas
lihat foto foto museum Ullen Sentalu di internet kesannya singup gelap gitu
karena memang letaknya di lereng gunung dan banyak pepohonan. Juga saya
penasaran karena tak banyak informasi foto mengenai museum itu.
Setelah parkir motor, kami menuju
loket. Kami dikenakan biaya 30k per orang, itu sudah termasuk biaya guide nya.
Jadi ternyata di Ullen Sentalu ini kami tidak diperbolehkan tour sendiri tanpa
guide, jadi pengunjung akan dibagi menjadi tim yang terdiri dari kurang lebih
15 orang dengan satu tour guide yang nantinya akan mengajak rombongan untuk
berkeliling dan menceritakan setiap sudut museum. O iya kami juga tidak diperbolehkan
untuk mengambil foto selama tour berlangsung. Tujuannya agar pengunjung benar
benar focus dan menikmati selama perjalanan kurang lebih 1 jam. Tapi jangan
khawatir, sudah disediakan beberapa spot untuk berfoto.
Jadi singkat cerita, museum Ullen
Sentalu adalah museum swasta yang menawarkan sebuah perjalanan waktu di tanah
Jawa. Inti ceritanya adalah tentang Kasultanan dan Kasunanan di Surakarta dan
Yogya. Ullen Sentalu sendiri sebenarnya adalah singkatan dari “Ulating Blencong
Sejatine Tataraning Lumaku” . Jadi museum Ullen Sentalu dibagi
menjadi beberapa ruangan dengan jenis koleksi yang beragam, dari tokoh
pemerintahan kasultanan dan kasunanan, beragam jenis batik, koleksi lukisan,
gamelan, jenis riasan penganting dan lainnya yang sangat menarik. Jujur ini
kali pertama saya main main ke museum dan seru. Banyak sekali pengetahuan yang
sebelumnya saya tak pernah tau termasuk makna lukisan, makna batik, bakan
sampai makna pada riasan pengantin Jawa.
Di tengah perjalanan akmi
disuguhkan minuman ramuan Ratu Ayu yan katanya bikin awet muda wiih. Setelah
usai tour akhirnya kami sampai di tempat di mana ada sebuah replica relief
Candi Borobudhur yang sengaja dipasang miring, katanya memang manusia jaman
sekarang sudah pada miring, duh. Jadilah kami mulai berpose ria haha. Dan
sampai disitulah perjalanan kami. Kami melanjutkan berjalan jalan di sekita
museum dan melanjutkan foto foto ria, disana juga terdapat restoran dan butik.
Menjelang asar kami kembali lagi
ke kosan. Dan kembali menikmati Yogya dari bilik kamar ini sembari hujan turun
lagi dengan syahdunya.
Sincerely,
Lina Listyawati
0 komentar