Main Main ke Ullen Sentalu

by - July 25, 2017




Yogyakarta, 25-26 Maret 2017

Yogya memang selalu terasa istimewa, terlebih ketika pagi hari disambut gerimis manis yang berhasil bikin mager maksimal. Setelah kemarin sore saya haurs berjuang sampai Yogya dengan naik bus. Ini kali pertamanya saya ke Yogya naik bus. Rencana awal saya nebeng Mbak Yusi yang notabene rumahnya memang Yogya, namun apa boleh buat ternyata adeknya mbak Yusi datang ke Ungaran, jadilah saya akhirnya nebeng mbak Nindya yang pulang ke Kebumen, alhasil saya Hanya bisa nebeng sampe Magelang, maka dari itu saya harus melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Karena hari sudah sore dan saya yang minim pengalaman dalam per-bus-an maka saya putuskan untung naik bus apa saja yang lewat Yogya karena bus besar Smg-Yogya sudah lama tak lewat.

Ternyata bus yang saya tumpangi hanya sampai Munthilan, beruntung saya bareng ibu ibu yang juga mau ke arah Yogya, setelah menunggu agak lama akhirnya bus berikutnya datang, tepat sebelum maghrib saya akhirnya sampai di Terminal Jombor dan tak lama kemudian Linda datang.

Beruntung hujan sudah reda ketika saya sampai di Yogya. Setelah tiba di kosan,  beberes dan bersih bersih akhirnya kami memutuskan untuk cari tempat makan malam, dan drama dimulai. Ternyata saya lupa bawa atm dan uang cash tinggal beberapa ribu, payah. Bahkan saat itu saya tidak punya sms atau mobile banking, cupu bangeet. Sempat bingung karena Linda juga masih mahasiswa jadi setelah berpikir beberapa saat akhirnya solved (ga usah diceritain ntar panjang yang penting makasih yak :p ).

Akhirnya kami bisa makan malam dengan sedikit lega sambil ditemanin gerimis lagi, bisa ditebak ketika hujan makanan yang paling pas di saya adalah mie ulala. Setelah makan sekitar hampir jam 10 malam saya dan Linda tak ingin melewatkan diskon di Gramedia, waktu itu lumayan diskon 47K, saya dapat buku Doodle Revolution dan Linda dapat Critical Eleven.




Sampai kos Linda, kami segera bebersih dan menempatkan diri di Kasur sambil nonton Lalaland yang katanya bagus banget itu sambil kita berdialog seperti biasanya bicara soal apa aja, ga pernaha ada habisnya kecuali kalo kita tidur haha, karena sudah larut dan kita sudah mulai ngantuk sedangkan film nya belum kelar, akhirnya kita putuskan untuk lanjut besoknya saja.

***

Keesokan harinya, kami berencana untuk ke museum Ullen Sentalu, namun diluar gudaan Yogya diguyur ujan sejak semalam. Pagi itu kami masih tak beranjang dari Kasur sembari melanjtkan film yang belum selesai semalam. Disbanding semalam, pagi itu saya lebih bisa menikmati setiap scene nya, sambil ngemil, sambil dengerin suara gerimis sungguh Yogya terasa lebih lebih lebih istimewa hahaa. Hingga tiba di ending cerita Filmnya yang bikin bengong, bikin porak poranda. realistis banget !

Semakin siang hujan tak kunjung reda, walau sebenarnya Hanya gerimis tapi tetep aja basah. Akhirnya kami memutuskan untuk tetap keluar setelah sholat dhuhur. Usai makan pagi dirapel makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Ullen Sentalu, cuaca masih mendung tapi Alhamdulillah tidah hujan. Dari daerah Monjali ke Ullen Sentalu sekitar setengah jam. Dan karena kami sama sama belum pernah kesana jadilah hanya mengandalkan google map dan sesekali bertanya ke orang.

Sebenarnya saya rada ngeri pas lihat foto foto museum Ullen Sentalu di internet kesannya singup gelap gitu karena memang letaknya di lereng gunung dan banyak pepohonan. Juga saya penasaran karena tak banyak informasi foto mengenai museum itu.

Setelah parkir motor, kami menuju loket. Kami dikenakan biaya 30k per orang, itu sudah termasuk biaya guide nya. Jadi ternyata di Ullen Sentalu ini kami tidak diperbolehkan tour sendiri tanpa guide, jadi pengunjung akan dibagi menjadi tim yang terdiri dari kurang lebih 15 orang dengan satu tour guide yang nantinya akan mengajak rombongan untuk berkeliling dan menceritakan setiap sudut museum. O iya kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil foto selama tour berlangsung. Tujuannya agar pengunjung benar benar focus dan menikmati selama perjalanan kurang lebih 1 jam. Tapi jangan khawatir, sudah disediakan beberapa spot untuk berfoto.




Jadi singkat cerita, museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang menawarkan sebuah perjalanan waktu di tanah Jawa. Inti ceritanya adalah tentang Kasultanan dan Kasunanan di Surakarta dan Yogya. Ullen Sentalu sendiri sebenarnya adalah singkatan dari “Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku” . Jadi museum Ullen Sentalu dibagi menjadi beberapa ruangan dengan jenis koleksi yang beragam, dari tokoh pemerintahan kasultanan dan kasunanan, beragam jenis batik, koleksi lukisan, gamelan, jenis riasan penganting dan lainnya yang sangat menarik. Jujur ini kali pertama saya main main ke museum dan seru. Banyak sekali pengetahuan yang sebelumnya saya tak pernah tau termasuk makna lukisan, makna batik, bakan sampai makna pada riasan pengantin Jawa.




Di tengah perjalanan akmi disuguhkan minuman ramuan Ratu Ayu yan katanya bikin awet muda wiih. Setelah usai tour akhirnya kami sampai di tempat di mana ada sebuah replica relief Candi Borobudhur yang sengaja dipasang miring, katanya memang manusia jaman sekarang sudah pada miring, duh. Jadilah kami mulai berpose ria haha. Dan sampai disitulah perjalanan kami. Kami melanjutkan berjalan jalan di sekita museum dan melanjutkan foto foto ria, disana juga terdapat restoran dan butik.
t




Menjelang asar kami kembali lagi ke kosan. Dan kembali menikmati Yogya dari bilik kamar ini sembari hujan turun lagi dengan syahdunya.

Sincerely,
Lina Listyawati

You May Also Like

0 komentar