Pillowcase for Entrepreneurship

by - March 16, 2014



Kelas XII itu saatnya berhiruk pikuk dengan seabrek sesuatu yang bernama ujian. Sempat bahagia sekali ketika beberapa guru mengumumkan bahwa ujian praktik yang terkenal paling ribet sejagad perujian itu ditiadakan, namun ternyata kabar tersebut berujung menjadi sebuah PHP bagi segenap siswa siswi kelas XII. Yap, ujian praktik akhirnya TETAP DIADAKAN, lebih parahnya lagi pengumuman tersebut baru fix sekitar 2 minggu sebelum hari H. Mana mapel yang diujikan hampir semua, dan tahun ini benar benar berbeda dari tahun tahun sebelumnya untuk beberapa mapel. Terutama untuk fisika, ipa, dan kwu. Fisika yang tahun sebelumnya hanya mempraktikkan materi yang dipelajari dan semua alat dan bahan sudah disediakan sekolah, tahun ini harus membuat suatu alat yang menggunakan prinsip fisika, apapun itu semakin banyak prinsip fisika yang digunakan semakin bagus. Oke sebenarnya itu keren, tapi dengan waktu yang sangat singkat emm hasilnya jelas kurang optimal. Ipa sebenarnya simpel sih hanya membuat sesuatu dari kertas daur ulang yang dulu sempat dibuat praktik sebelumnya, tapi tetep butuh persiapan yang mateng. Nah kwu atau kewirausahaan kali ini menuntut siswa siswi untuk membuat benda benda apapun yang bernilai jual. Sempet bingung sebenernya mau buat apa, pengen buat sesuatu yang beda dari yang lain dan tiba tiba ingat ke pelajaran tata busana dulu pas smp. Loh kok tata busana?? Iya dulu pas ujian kelas IX, pelajaran tata busana disuruh buat rok panjang terus di bawanya dikasi semacam hiasan gitu. Unik terus bahannya simpel. Nah dari sanalah saya memutuskan untuk membuat sesuatu yang ada hiasannya itu

Ternyata kekalutan saya belum berakhir sampai disini. Udah nemu idenya tapi masih bingung mau ditaruh dimana itu hiasan. Setelah melalui proses pilah pilih yang panjaaaang akhirnya saya memutuskan untuk membuat sarung bantal yay!. Sempat ketar ketir juga pas mau konsultasi ditanya mau buat apa bingung jawabnya, karena memang sampai sekarang belum tau itu hiasan namanya apa hihi. Kebetulan hari itu terakhir pelajaran mapel kwu sebelum ujian praktik. Alhasil dengan bahan seadanya saya memberanikan diri untuk konsultasi. Awalnya teman teman pada ngira kalo saya mau buat semacam origami, karena saya memang konsultasi menggunakan kertas yang dilipat lipat hihi. Dan diakhir konsultasi tiba tiba Bu Neni bilang “buat 2 ya mbak?” seketika muka saya berubah “ em 2 bu?? Tapi ini agak ribet bu” *pasang muka melas “yawis yawi satu aja”. Aneh juga sih sebenernya kalo buat sarung bantal cuma satu, tapi biarkanlah hehe sebenarnya kembali lagi ke waktu, kalu waktunya longgar sebenarnya saya bisa buat sepasang tapi yaa yaudahlah.

Karena waktu yang semakin mendesak dan harus fokus ke semua mapel yang diujikan, saya mencoba meneguhkan hati saya untuk tidak menunda menyicil kwu ini, karena memang boleh dicicil 50% dari rumah dengan pertimbangan waktu ujian hanya 3 jam saja. Mulai cari kain, pilah pilih warna dan corak. Untuk kain dasar saya menggunakan kain blacu, karena selain mudah dijahit juga harganya terjangkau. Untuk kain motif, awalnya saya tertarik dengan motif bunga bunga yang cerah ceria, namun ternyata setelah saya pikir pikir kok hasilnya jadi pucat setelah bersanding denga kain dasar, mau ndak mau akhirnya saya memutuskan untuk membeli kain lagi dengan motif batik.


Sebenarnya proses yang paling rumit justru bukan saat menjahit, tetapi saat membuat lipatan lipatan kecil untuk hiasannya. Mulai dari memotong kain dengan ukuran yang tepat agar ketika dilipat bentuknya presisi, setelah itu disetrika agar lipatan tidak lepas. Setelah disetrika, agar lipatan tetap rapi maka antar ujungnya disatukan.





Langkah selanjutnya adalah memotong kain motif sesuai ukuran lipatan kain. Dan selanjutnya dijahit dengan teliti dan hati hati agar jahitan rapi. O iya sarung bantal ini benar benar 100% handmade, tanpa sentuhan mesin, jadi semua jahitan murni saya jahit dengan tangan.
Pas hari H, lagi asik asiknya jahit tiba tiba Bu Neni dateng
 “lho ini dijahitnya pake apa mbak”
 “pake tangan semua buk, kalau pakai mesin ndak bisa”
 “iki apik mbak, kalau ditawarkan paling banyak yang mau”
 “yaudah berarti nanti dibeli Bu Neni saja hehe”
 “iya, tapi kok sayangnya Cuma satu”
“lha waktunya ndak cukup bu, kalau buat banyak”
“yawis besok buatkan saya 4 sama taplak nya sekalian ya mbak biar pas”
 “eh beneran bu??” *berbinar binar :p
 “iya tapi jangan mahal mahal ya, sama guru sendiri kok, eh bukan 4 tapi 5 ya mbak”
“wah iya bu, tapi habis ujian saja ya hehe”
 “ya”




Hihi dapat project nih habis ujian itung itung buat ngisi waktu yay! 3 jam ternyata sangat singkat, tapi syukurlah saya tepat waktu karena memang sebelumnya sudah saya cicil dengan membujuk diri saya untuk begadang dan berkutat dengan jarum dan benang.
Dan tadaaa inilah hasil akhirnya,


 selamat mencoba kawan. ^^  






You May Also Like

2 komentar